Selasa, 25 November 2014

Santolo di Cilauteureun
Pantai Santolo menampilkan fenomena alam yang sangat menakjubkan. Terletak di Garut Selatan (Garsel) lebih-kurang 82 km dari kota Garut, tepatnya di kawasan Pameungpeuk-Cikelet. Menurut cerita para orang tua, dirancang oleh para penjajah sebagai salah satu dermaga yang berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil bumi yang pada waktu itu merupakan komoditi andalan hasil bumi. Bukti yang memperkuat tentang hak itu, disepanjang pantai terdapat bekas-bekas banker menunjukkan bahwa disana pernah dijadikan pusat perhatian pertahanan militer untuk memantau keamanan laut. Selain itu pernah ditemukan pula rel lori menuju ke arah bibir pantai, ini menunjukkan bahwa alat angkut untuk membawa barang sebelum dikemas ke kapal.

Pantai yang indah nan elok ini meruapkan asset masyarakat Pameungpeuk-Cikelet dan sekitarnya sebagai objek pariwisata. Pelabuhan kecil sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal kecil nelayan melukiskan keindahan tersendiri di pantai ini. Penamaan "Santolo" belum diketahui makna dan tujuannya, hanya masyarakat setempat menyebutnya Pantai Cilauteureun. Ci berasal dari kata cai (air) dan eureun artinya berhenti, demikian barangkali penulis sementara mengartikan nama pantai ini.

Dahulu sektar tahun 70an pantai ini sulit berkembang sebagai objek pariwisata, karena pantai ini berada di sekitar kawasan militer. Pantai yang dahulu tertutup untuk aktivitas umum masyarakat, karena merupakan kawasan militer hasil peralihan dari penjajah Belanda dan Jepang. Kini kepengelolaan kawasan militer tersebut diberikan kepada Lembaga Riset Dan Teknologi atau LAPAN sebagai tempat instalasi percobaan peluncuran roket. 
Memperhatikan kondisi ini kiranya Pantai Santolo disamping sebagai dijadikan kawasan wisata alam kiranya dapat dikembangkan  menjadi kawasan wisata ilmiah yaitu sebagai pangkalan peluncuran percobaab roket-roket hasil putra bangsa.






Perahu-perahu masyarakat nelayan  Cilauteureun sedang bersandar di muara Santolo, bersiap-siap menunggu waktu yang tepat untuk melaut, sambil berkemas mempersiapkan peralatan dan bekal untuk mengais rezeki di laut lepas.  
Jembatan penyeberangan yang menghubungkan pantai Sayangheulang dengan Pulau Santolo, hanya bertahan kurang dari lima tahun akibat korosi dan tidak terawat dengan baik. Entah siapa yang harus dan berwenang untuk memelihara dan merawatnya. Kalaupun didiamkan akan membahayakan, jika sewaktu-waktu ambruk atau putus dan menimpa orang-orang  yang berada dibawahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar