Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan,
Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam
keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat saat surat ini menemui Ibu dan Bapak
sekalian. Seiring dengan peringatan Hari Guru ini, atas nama pemerintah, saya
menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan Bapak Guru semua yang telah mengemban
tugas mulia serta mengabdi dengan hati dan sepenuh hati. Izinkan saya dengan
rendah hati menyampaikan rasa hormat, rasa terima kasih, dan rasa bangga atas
pengabdian Ibu dan Bapak sekalian.
Menjadi guru bukanlah
pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan Bapak Guru telah
memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para
pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah mewakili kita semua
menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di
lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi
mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya
ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan negara Indonesia
ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.
Saya menyadari masih banyak
tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang belum ditunaikan dengan tuntas. Kita
harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya.
Guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis. Saya percaya bahwa cara
kita memperlakukan guru hari ini adalah cermin cara kita memperlakukan
persiapan masa depan bangsa ini. Kita harus mengubah diri, kita harus
meninggikan dan memuliakan guru. Pemerintah di semua level harus menempatkan guru
dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi
guru. Pekerjaan rumah pemerintah, di semua level masih banyak, mulai dari
masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan guru harus dituntaskan.
Meskipun demikian, dibalik
semua permasalahan yang ada, pendidikan harus tetap berjalan dengan baik. Di
pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada wajah masa depan kita.
Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah masa depan Indonesia, dan di
ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi
juga untuk memenangkan masa depan.
Hari-hari di depan kelas tentu
menyedot energi. Anak-anak yang menuntut perhatian. Tugas-tugas Guru yang
menumpuk. Masih banyak ruang kelas yang tak memadai, fasilitas belajar yang ala
kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu bersahabat, ibu dan bapak guru yang
saya hormati, teruslah hadir membawa senyum; berbekal kerahiman, songsonglah
anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang; hadirlah dengan hati dan sepenuh
hati.
Kita semua sadar bahwa
pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita dapat memajukan
bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan jika manusianya
terkembangkan dan terbangunkan. Kualitas manusia adalah hulunya kemajuan dan
pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas
manusia.
Pada kesempatan ini saya
mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan semata-mata urusan negara,
urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran negara, karena negara masih harus
menyelesaikan tanggung-jawab yang belum tuntas dan meningkatkan kinerjanya,
saya mengajak semua warga bangsa Indonesia untuk ikut bekerja sama demi masa
depan Indonesia yang lebih baik. Ya, secara konstitusional mendidik adalah
tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab
setiap orang terdidik.
Saya mengajak semua kalangan,
mari terlibat untuk membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar, dan taman
belajar. Kita terlibat untuk mendorong kemajuan pendidikan. Untuk itu pula,
kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga Kependidikan mari kita bukakan pintu
lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi ruang kepada masyarakat untuk ikut
terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk kemajuan dunia pendidikan kita.
Ibu dan Bapak Guru yang saya
muliakan,
Potret Indonesia hari ini
adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret dunia pendidikan hari
ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita dan sekolah kita
menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang
membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang
guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya
dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan
terpuji karakternya.
Bayangkan Ibu dan Bapak Guru
yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup di era baru. Mereka hidup di
era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu yang basi, sesuatu yang bukan
lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang sebagai persoalan pelanggaran
hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut persoalan harkat dan martabat
kemanusiaan.
Pada suatu saat, ketika
anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah di dalam masyarakat,
mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur, dan belajar integritas
dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut. Ibu dan Bapak Guru
mungkin saja tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu, tetapi yakinlah bahwa
melalui anak didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah aliran pahala untuk
Ibu dan Bapak tidak akan pernah berhenti. Pahala yang tiada henti-hentinya
melalui anak-anak didik yang menjadi manusia berkarakter mulia, yang menjalani
hidup dengan kejujuran dan berintegritas.
Karakter memang tidak cukup
diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan melalui teladan. Oleh
karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah figur-figur yang
diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya.
Akhirnya, kepada seluruh Guru,
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya sampaikan apresiasi. Sekali lagi, atas
nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih. Ikhtiar mulia ini harus kita
teruskan. Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan refleksi atas
apa yang sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia sedang
mengubah wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih cerdas,
lebih kreatif, dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting.
Kelak Ibu dan Bapak dapat berkata, "Saya disana, saya terlibat. Sekecil
apapun saya ikut mendidik generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi
baru dan ikut berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan
membanggakan."
Selamat meneruskan pengabdian
mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari Guru.
Salam hangat,
Anies
Baswedan